patah-patah kau mulai meraba bayangku
di bawah pendar temaram senja
heran...
melihat diriku masih betah tertawa
yeah..
kau benar Tuan..
seharusnya hari ini kedua telapak tanganku ini tengah sibuk
mengumpulkan bulir-bulir mutiara yang menderas dari pelupuk mataku
seharusnya aku menghempaskan semua benda yang ada di hadapanku
atau sekedar membanting pintu agar semua orang tahu
kecewa..
sedih...
frustasi...
sedikit putus asa ...
dan sederet rasa-rasa menyebalkan lainnya
yang membuat segumpal daging lembut itu merasakan galau
di tengah himpitan luka setelah meyaksikan menara impian yang telah ku rancang dan
kubangun selama bertahun-tahun dengan segenap keyakinan dan harap
sempurna lenyap dalam sekejap seperti istana pasir diterjang ombak
tidak Tuan...!!
aku tak ingin seperti itu
aku tak mau kau melihat mendung di wajahku
atau segurat kegetiran di senyumku
karena aku tak ingin melihatmu miris
menyaksikan gumpalan beban yang menggelayut di bahuku
aku ingin tetap terlihat ceria di hadapanmu
seceria hujan yang berkunjung sore ini,
0 komentar:
Posting Komentar