topbella

Rabu, 18 Desember 2013

Dia (telah) pergi



Dia telah pergi, pergi jauh dari kehidupanku, sampai kapan…?
Hmm…aku tidak tahu pasti, entah hanya untuk sementara atau selamanya. Tapi aku tidak akan menangis, karena aku tahu isi hatinya, ia pergi bukan karena membenciku, namun karena ingin melindungi dirinya semata dari kejaran polisi-polisi bodoh itu.
                Bukan…!!
Dia bukan penjahat seperti yang selama ini dituduhkan padanya, dia hanya seorang kepala rumah tangga biasa, manusia paling baik dalam hidupku,dia hanya korban.  Korban dari konspirasi keji para dajjal berwujud manusia , ia tidak pernah melakukan kejahatan apa pun, ia hanya menulis pendapat dan pemikiran kritisnya tentang kebusukan para zionis,kebobrokan negeri ini, juga tentang konspirasi-konspirasi tingkat tinggi yang ingin menggulingkan tatanan kehidupan saat ini, serta beberapa tema sensitive lainnya yang dirasa cukup tajam bagi mereka yang merasa, suamiku hanya mengungkapkan apa yang ia tahu dan yang perlu masyarakat dunia ketahui.
                Tapi rupanya rupanya apa yang telah ditulis oleh suamiku dianggap sangat berbahaya dan mampu mengancam stabilitas kekuasaan mereka hingga pemimpin negeri ini pun lantas segera memerintahkan seluruh dewan keamanan untuk memburunya ke seluruh pelosok negeri dengan dalih “ini demi keamanan nasional “ bahkan kini bukan hanya dewan keamanan nasional saja yang sibuk mengejar suamiku tapi dewan keamanan internasional pun rupanya tak ingin ketinggalan momen ‘istimewa’ ini , sepertinya mereka juga ikut merasa terganggu.
                “huhh…!!”
Mereka memburu suamiku sebagai seorang teroris, benarkah ia seorang teroris? Hmm…tentu saja bukan. Sungguh ia hanya seorang lelaki biasa yang selalu mengasihi sesama, berbakti pada ibu bapaknya, dan senantiasa berusaha memuliakan istrinya, dia juga tak pernah sekali pun terlibat dengan organisasi-organisasi radikal mana pun seperti yang selalu mereka beritakan selama ini, ia hanya seorang penulis lepas untuk sebuah harian terkenal di ibu kota, lalu bagaimana mungkin ia bisa disebut sebagai teroris…??
“sungguh Allah Maha melihat apa yang sebenarnya terjadi”
Masih segar di ingatanku beberapa waktu yang lalu kehidupan kami masih sangat bahagia, namun kini kehidupan kami sungguh luar biasa sulitnya. Aku masih ingat hari itu, hari terakhir aku bersamanya
“dek..adek..bangun yukk..”
“kita shalat dulu…” ucapnya lembut, aku menggeliat pelan sambil mengerjap-ngerjapkan mata ku lihat wajahnya berada tepat di hadapanku, ia tersenyum manis sekali. Aku pun segera bangkit untuk mengambil air wudhu. Usai kami melaksanakan shalat dan berdoa aku mendengarkan ia bertilawah membaca surat maryam,surat kesukaanku dengan suara merdu dan alunan nada yang indah, aku terhanyut dalam indahnya suasana pagi itu. Sampai tiba giliranku untuk menyetor hafalan kami masih terlihat bahagia. Sesekali ia mencubit hidungku ketika aku kedapatan salah membaca, aku yang mengerti isyarat tersebut buru-buru segera mengulah bacaan dan tersenyum padanya sebagai tanda minta maaf. Ia membalas senyumku namun dengan seulas senyum yang tidak biasa, ia juga menatapku lama. Lama sekali hingga tanpa sadar ku dapati bulir-bulir bening di sudut matanya mulai menyeruak tak tertahankan membentuk anak sungai. Ia memelukku, aku yang masih belum mengerti situasinya seketika diam membisu menyimpan sejuta tanya.
“kanda kenapa…?” tanyaku takut-takut. “kok nangis?marah yah sama adek..?” tanyaku lagi, masih tak ada suara “kandaaa…?”suaraku mulai panik, “kanda sayang sama adek, maafin kanda ya…?”jawabnya kelu, sedangkan aku makin tidak mengerti dengan situasi nya, “maksud kanda apa…?”tanyaku menyelidik, “  

BERSAMBUNG…….

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto Saya
Winarsih Azhari Noor
aku adalah remaja biasa, tidak cantik, tidak pintar, dan tidak kaya, tapi aku bersyukur atas apa yang telah ku miliki saat ini....(jiaah lebay) thank u Allah...:)
Lihat profil lengkapku